Friday, April 7, 2017

Fosil

2.3.1. Pengertian Fosil
     Dalam mempelajari ilmu Paleontologi, tentunya dibutuhkan suatu data - data yang mendukung. Data - data adalah fosil. Fosil sendiri dapat diartikan sebagai “sisa atau jejak kehidupan masa lampau yang terawetkan”. Fosil dapat ditemukan pada lapisan batuan maupun lapisan tanah. Berdasar pada pengertian tesebut, maka sisa peninggalan manusia purba baik berupa tubuhnya sendiri maupun jejak kebudayaannya termasuk fosil pula.
     Fosil adalah jejak / sisa kehidupan baik langsung / tidak langsung terawetkan dalam lapisan kulit bumi, terjadi secara alami dan mempunyai umur geologi ( > 500.000 tahun ).
Fosil dalam “Paleontologi” terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
-  Fosil Makro/besar (Macrofossil)
   > dapat dilihat dengan mata biasa (megaskopis)
-  Fosil Mikro/kecil (Microfossil)
   > hanya dapat dilihat dengan bantuan alat mikroskop (mikroskopis) 

2.3.2. Tujuan Dan Manfaat Fosil
     Kegunaan fosil didalam bidang geologi sangat banyak manfaatnya diantara manfaat - manfaat tersebut antara lain :
A. Melakukan Korelasi 
    Korelasi yaitu menghubungkan lapisan - lapisan yang memiliki umur yang sama. Untuk mengetahui umur yang sama biasanya dengan menggunakan fosil, sehingga fosil juga dapat untuk menentukan umur satuan batuan. Korelasi sendiri biasanya menggunakan kesamaan dari kandungan fosilnya.
B. Menentukan Umur Relatif
      Species - spesies tertentu kadang memiliki masa hidup yang pendek. Fosil - fosil tersebut dapat dipergunakan untuk menetukan umur suatu batuan. Penentuan umur dengan fosil dapat dilakukan dengan menggunakan fosil indeks. Tetapi fosil indeks memiliki beberapa syarat tertentu, yaitu : a) Penyebaran lateral luas, b) Penyebaran vertikal (umur) pendek dan c) mudah dikenal.
Selain menggunakan fosil indeks dapat juga menggunakan kisaran umur dari sekumpulan fosil pada suatu lapisan batuan (Zonasi Blow).
C. Menetukan Lingkungan Pengendapan (Paleoenvironment & Paleogeografi)
     Dimasa hidupya, organisme hidup di lingkungan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, maka foil dapat digunakan untuk menentukan Paleoenvironment dan Paleogeografi. Fosil yang dapat digunakan untuk hal tersebut harus insitu atau belum mengalami proses transportasi. Contoh : Mollusca darat, Koral (laut dangkal).
D. Menentukan Paleoklimatologi
     Kehidupan suatu organisme sangat dipegaruhi oleh ekologi dimana dia dapat hidup. Salah satu faktor pengontrol ekologi adalah iklim, sehingga keberadaan fosil dapat digunakan untuk menentukan iklim masa lampau (paleoklimatologi).
E. Membantu Penentuan Struktur Geologi Dan Posisi Stratigrafi
Pada fosil yang mengalami trasportasi, biasanya menunjukkan orientasi arah tertentu akibat dari faktor sedimentasi. Dengan adanya orientasi tersebut kita dapat menetukan struktur geologi dan juga posisi stratigrafi.
F. Mengetahui Evolusi Kehidupan
     Mengacu pada teori Darwin, bahwa makhluk hidup akan mengalami suatu proses evolusi, maka perkembangan kehidupan dapat diketahui dari zaman ke zaman.

2.3.3. Lingkungan Kehidupan Organisme
    Ada tiga kehidupan, yaitu : udara, darat dan air. Kondisi kehidupan di udara dapat diabaikan, karena kehidupan yang mati pasti jatuh ke darat atau ke air.
1. Lingkungan Darat
    Organisme yang hidup di lingkungan darat biasanya sangat sulit untuk terawetkan, hal ini disebabkan mudahnya terjadi proses pembusukan. Lingkungan darat terdiri atas : flood plain, gurun, pegunungan, dataran, dan sebagainya.
2. Lingkungan Air
     Berbeda dengan lingkungan darat, banyak organisme dalam kehidupannya membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Hal inilah yang mengakibatkan sebagian besar organisme ditemukan hidup dilingkungan air. Lingkungan air terdiri atas : sungai, danau, dan laut. Dari ketiga lingkungan tersebut, lingkungan laut merupakan lingkungan sedimentasi yang paling banyak ditemukan fosil. Secar umum lingkunagn laut dibagi atas : neritik, bathyal, dan abyssal.
A. Litoral, merupakan zona gelombang dan dekat dengan pantai. Organisme yang terawetkan biasanya yan bertubuh lunak seperti algae. Sifat sedimen biasanya kasar, sehingga fosil jarang dijumpai.  
B. Neritik, merupakan lingkungan laut dengan kedalaman berkisar 0 - 200 meter. Kondisi ekosistemnya adalah sinar matahari masih tembus, air terlihat jernih, biasanya terjadi simbiosis dan berkoloni, proses sedimentasi halus dan banyak dijumpai fosil, koral tumbuh dengan baik.
C. Bathyal, merupakan lingkungan laut dengan kedalaman berkisar 200 - 2000 meter. Pada zona ini matahari sudah tidak dapat menembus kecuali pada bagian atas, shingga berupa zona yang gelap. Tumbuh - tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesa. Fosil yang dijumpai umumnya adalah bersifat plangtonik sedangkan benthonik jarang dijumpai. Pada lingkungan ini unsur karbonat biasanya akan terlarutkan karena ada zona CCD (Carbonate Compentation Depth).
D. Abyssal, merupakan lingkungan laut dengan kedalamna lebih dari 2000 meter. Zona yang sangat gelap dan dingin, tumbuh - tumbuhan tidak atau sangat jarang hidup. 

Organisme sendiri dalam kehidupan di air mempunyai cara tersendiri, yaitu :
A. Planktonik, organisme ini hidupnya pada permukaan air. Pergerakannya sngat dipengaruhi ole arus, terdiri :
-Fitoplangton, kemampuan menghasilkan makan dari fotosintesa atau autotropik. Contoh : Coccolithofora, Diatomae, Dinoflagelata.
-Zooplangton, tidak dapat menghasilkan makanan sendiri, memakan fitoplangton, bersifat heterotropik. Contoh : Foraminifera, Radiolaria, Graptholit.
-Meroplangton, pada usia muda sebagai plalngton, kemudian bebas pada saat dewasa. Contoh : Mollusca.
-Pseudoplangton, organisme tersebar karena arus dan gelombang, namun menambat pada rumput laut, kayu dan sebagainya. Contoh : Bernakel, Brachiopoda.
B. Benthonik, organisme merayap di dasar laut, dapat dipermukaan suubstratum ataupun di bawah. Terdiri atas :
-Sesil, menambat pada dasar. Contoh : Brachiopoda, Crinoida.
-Vagrabit, benton yang merayap atu berenang pada dasr atau menggali dasar. Contoh : Cacing.
C. Nektonik, organisme ini mampu berenang bebas dan bergerak tidak tergantung oleh arus dan gelombang. Contoh : Cephalopoda, Ikan, Mama lia Laut.


No comments:

Post a Comment

STRUKTUR BAGIAN DALAM BUMI

I.1. Struktur bagian  Dalam Bumi Secara keseluruhan, bumi terbagi menjadi empat aspek yaitu; atmosphere (udara), hydrosphere (air), lit...